Instansi

Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir Buka MUNAS TARJIH XXXII di Pekalongan

Kedungwuni– Majelis Tarjih dan Tajdid (MTT) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, sebagai salah satu unsure pembantu pimpinan PP Muhammadiyah, yang bertugas membina paham keagamaan dan ideology Muhammadiyah, menyelenggarakan Musyawarah Nasional Tarjih XXXII (Munas Tarjih XXXII).

Tarjih

Kegiatan Munas tersebut akan dilaksanakan pada Jumat – Ahad, 23 – 25 Februari 2024, dengan mengambil tempat di Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan (UMPP) dan Hotel Howard Johnson Pekalongan sebagai tempat kegiatan, serta Hotel Howard Johnson, Hotel Aston, dan Hotel Grand Dian sebagai tempat istirahat.

Munas Tarjih XXXII di Pekalongan ini adalah pengulangan sejarah, peringatan 1 Abad Tarjih Muhammadiyah. Karena pada tahun 1927, Kongres Muhammadiyah ke-16, salah satu hasilnya adalah berdirinya Majelis Tarjih. Kemudian juga pada 1972, pernah dilaksanakan Muktamar Majelis Tarjih di Pencongan, Wiradesa Pekalongan. Dan hasilnya berupa tuntunan ibadah dan fatwa-fatwa peribadatan yang sangat dibutuhkan warga Muhammadiyah.

Kegiatan ini akan dibuka secara langsung oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. H. Haedar Nashir, M.Si., dan dilaksanakan di Auditorium UMPP, Jl. Raya Ambokembang No. 8 Kambang Tengah, Ambokembang Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan, mulai pukul 13.00 WIB.

Haedar mengatakan, Munas Tarjih XXXII Pekalongan membawa 3 (tiga) agenda besar, yaitu : Kalender Hijriyah Global Tunggal, Fikih Wakaf Kontemporer, dan Pengembangan Manhaj Tarjih Muhammadiyah.

Penetapan Kalender Hijriyah Global Tunggal merupakan salah satu ikhitiyar dan sumbangsih Muhammadiyah kepada peradaban manusia. Harapannya dalam penyelenggaraan ibadah, khususnya terkait penetapan Ramadhan, IdulFitri, dan Dzulhijah atau Wukuf dan Idul Qurban.

“Kemajuan peradaban manusia mendorong tuntunan ibadah pun mesti selalu sesuai dengan perkembangan zaman, khususnya dalam masalah wakaf. Maka dalam urusan wakaf Muhammadiyah perlu menetapkan Fikih Wakaf Kontemporer untuk dijadikan panduan berwakaf.

Kemudian Pengembangan Manhaj Tarjih Muhammadiyah adalah upaya Muhammadiyah menetapkan metodologi tajdid dan tarjih yang akan dilakukan untuk menjawab kebutuhan dan tuntutan zaman terkait peribadatan dan muamalah umat Islam pada umumnya, dan warga Muhammadiyah pada khususnya,” katanya.

Dijelaskannya, Sebagai penunjang agenda tersebut, akan dilaksanakan 2 Seminar Nasional. Seminar pertama mengangkat tema “Pengaruh Gagasan Integrasi Islam dan Sains pada Produk Ijtihad Kontemporer,” dengan narasumber Prof. Dr. H. Syamsul Anwar, MA., Prof. Dr. Rd. Mulyadhi Kartanegara, dan Prof. H. Agus Purwanto, DSc.

“Sedangkan seminar kedua akan mengangkat tema “Dinamika Pengembangan Manhaj Istinbat Hukum Islam dalam Merespon Problematika Kontemporer,”dengan narasumber Prof. Dr. H. Al Yasa’ Abu Bakar, MA., Prof. Dr. H.Jaih Mubarok, S.E., M.H., M.Ag.,dan Prof. Dr.Euis Nur Lailawati, M.A.,” jelas Haedar.

Kegiatan Munas XXXII diikuti oleh sebanyak 290-anpeserta. Mereka berasal dari MTT PP Muhammadiyah, perwakilan MTT Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) se-Indonesia, perwakilan Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA) se-Indonesia, dan perwakilan Unsur Pembantu Pimpinan PP, serta perwakilan MTT Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) se-Jawa Tengah.

Sedangkan untuk upacara pembukaan Munas Tarjih XXXII akan dimeriahkan dengan hadirnya perwakilan dari PDM se-eks Karesidenan Pekalongan, yang diperkirakan akan mencapai 600 orang peserta.

(Penulis : Fiki)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button