SDIT Insan Mulia Pekalongan Tampilkan Tari Saman dalam Kolaborasi Budaya dengan Sekolah Australia
Pekalongan – SDIT Insan Mulia Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan, menjadi bagian dari kegiatan budaya internasional bertajuk Indonesian Assembly yang diselenggarakan oleh St. John’s Grammar, Adelaide, Australia. Kegiatan ini berlangsung pada Rabu, 18 Juni 2025, sebagai bagian dari program School Collaboration antara Indonesia dan Australia.
Koordinator program School Collaboration Indonesia-Australia, Ana Primaningtyas, S.Pd, menyampaikan bahwa acara ini merupakan bentuk kerja sama tahunan yang sebelumnya digelar bersama Cardijn College. Namun, tahun ini program berpindah ke St. John’s Grammar seiring dengan kepindahan pengajar bahasa Indonesia, Ibu Mimi Thrope, ke sekolah tersebut.
“Bu Mimi memiliki hubungan baik dengan kami. Saat beliau pindah ke St. John’s Grammar, maka kerja sama pun berlanjut dengan sekolah barunya,” jelas Ana.
Dalam kesempatan tersebut, SDIT Insan Mulia diminta menampilkan Tari Saman dari Aceh serta menyampaikan sambutan dari kepala sekolah sebagai bentuk penghormatan. Menariknya, kegiatan kali ini juga bertepatan dengan masa purna tugas kepala sekolah St. John’s Grammar, sehingga pertunjukan dari siswa SDIT menjadi bagian dari penghormatan khusus dalam acara tersebut.
“Tujuan kegiatan ini adalah mengenalkan budaya antarnegara, agar anak-anak dari kedua negara bisa saling memahami dan menghargai keberagaman,” ujar Ana.
Ia menambahkan, pembelajaran bahasa Indonesia di St. John’s Grammar telah berlangsung cukup lama dan mendapat sambutan positif dari para siswa. Antusiasme mereka terhadap kebudayaan Indonesia juga sangat tinggi.
Ana berharap program ini dapat terus berkelanjutan seperti tahun-tahun sebelumnya. Ia juga mengapresiasi peran aktif Ibu Mimi yang terus menjembatani kolaborasi budaya antar pelajar.
“Kami bersyukur bisa terhubung dengan Bu Mimi yang selalu mengajak kami untuk melakukan kegiatan positif antara anak-anak Indonesia dan Australia. Anak-anak pun semakin semangat belajar bahasa Inggris dan mengenal budaya luar,” ungkapnya.
Ia menutup dengan harapan agar pendidikan Indonesia semakin maju dan terbuka terhadap kerja sama lintas negara, serta agar masyarakat semakin menyadari pentingnya pembelajaran lintas budaya.
“Kesempatan belajar sekarang tidak hanya terbatas di dalam negeri. Banyak program yang bisa mendorong anak-anak meraih pendidikan yang lebih baik, bahkan hingga ke luar negeri. Semoga ini bisa menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lainnya,” pungkas Ana.
(rez).
Diskusi
Login untuk mengirim komentar