thumbnail

Pancasila Sebagai Jalan Hidup: Seminar Nasional di UIN Gus Dur Teguhkan Moderasi Beragama

Reza Reza
2 min read
1 minggu yang lalu

Pancasila Sebagai Jalan Hidup: Seminar Nasional di UIN Gus Dur Teguhkan Moderasi Beragama

Kajen – Komitmen untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila kembali ditegaskan dalam Seminar Nasional Pancasila yang digelar di Gedung Student Center UIN K.H. Abdurrahman Wahid (UIN Gus Dur) Pekalongan, Rabu (18/6/2025). Acara ini menjadi momentum penting untuk menggugah kesadaran kolektif, khususnya generasi muda, agar menjadikan moderasi beragama sebagai pilar keutuhan bangsa.

Mengangkat tema “Aktualisasi Nilai Ketuhanan dalam Kebangsaan: Menjaga Moderasi Beragama di Indonesia,” seminar dihadiri sekitar 500 peserta dari berbagai kalangan, mulai dari akademisi, mahasiswa, tokoh agama, hingga masyarakat umum. Kegiatan ini digagas oleh Pimpinan Cabang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PC ISNU) Kabupaten Pekalongan bekerja sama dengan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Republik Indonesia.

Ketua PC ISNU Kabupaten Pekalongan, Dr. Moh. Nasrudin, M.Pd.I, menyampaikan bahwa seminar ini bertujuan untuk menginternalisasi nilai-nilai Pancasila agar dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Ia menekankan pentingnya menjadikan moderasi beragama sebagai benteng menghadapi tantangan zaman, termasuk arus informasi digital yang kerap memicu polarisasi.

“Moderasi beragama harus menjadi fondasi kokoh bangsa ini. Di tengah derasnya perubahan global, kita perlu kembali ke nilai Ketuhanan dan kemanusiaan yang adil dan beradab,” ungkap Nasrudin.


Seminar dibuka secara resmi dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya tiga stanza, dihadiri langsung oleh Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D., Kepala BPIP RI, yang bertindak sebagai keynote speaker. Hadir pula sejumlah tokoh penting, di antaranya Ir. Prakoso, M.M. (Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga BPIP), Prof. Dr. H. Zaenal Mustakim, M.Ag. (Rektor UIN Gus Dur), serta jajaran Forkopimda, Kemenag, MUI, FKUB, dan ormas keagamaan Kabupaten Pekalongan.

Sesi diskusi menghadirkan pandangan dari para pakar. Prof. Dr. Shinta Dewi Rismawati, S.H., M.H., Wakil Rektor III UIN Gus Dur, menggarisbawahi perlunya penguatan moderasi beragama di kalangan mahasiswa, terutama menghadapi pengaruh negatif dunia digital.

“Moderasi beragama adalah filter utama terhadap radikalisme. Kampus harus menjadi ruang aman dari paham ekstrem,” tegasnya, sambil menyoroti hasil Indeks Moderasi Beragama Nasional 2022 yang masih menunjukkan tantangan.

Sementara itu, Ketua PW ISNU Jateng Dr. H. Fakhruddin Aziz, Lc., M.Si. menyoroti pentingnya identitas nasional yang bersumber dari semangat kebhinekaan. “Keberagaman harus disatukan dalam bingkai Pancasila, bukan sebaliknya,” katanya.

Dari unsur pemerintah daerah, Sri Lestari, S.IP, Plt. Kepala Badan Kesbangpol Kabupaten Pekalongan, mengajak peserta untuk mengamalkan nilai Ketuhanan dalam kehidupan sosial-politik sebagai wujud nyata karakter kebangsaan.

Sedangkan Prof. Dr. H. Moh. Agus Najib, S.Ag., M.Ag., Direktur Sosialisasi dan Komunikasi BPIP RI, menekankan bahwa semangat musyawarah dan pengorbanan para pendiri bangsa dalam merumuskan Pancasila harus menjadi teladan generasi kini.

Seminar yang dipandu oleh Dahrul Muhtadin, M.H.I. berlangsung interaktif dan penuh semangat. Mahasiswa tampil kritis dan antusias, menandakan bahwa semangat menjaga ideologi bangsa masih menyala di kalangan generasi muda.

Dr. Moh. Nasrudin berharap kegiatan ini melahirkan duta-duta Pancasila dari kalangan sarjana NU dan mahasiswa UIN Gus Dur, yang siap menjadi agen perubahan dan penjaga harmoni bangsa.

“Pancasila bukan sekadar ideologi, tapi jalan hidup kita sebagai bangsa. Dengan semangat gotong royong dan toleransi, kita jaga Indonesia tetap bersatu dalam keberagaman,” pungkasnya.

(rez).

#Kabupaten Pekalongan
#Ideologi Pancasila
#UIN Gus Dur

Diskusi

Login untuk mengirim komentar
Belum ada komentar