Kajen - Kuatkan nilai-nilai perjuangan dan keteladanan para santri dalam kehidupan bermasyarakat, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pekalongan menggelar Ngaji Bandongan. Pembacaan Kitab Adabul ‘Alim Wal Muta’allim karya KH. Hasyim Asy’ari ini sebagai Peringati Hari Santri Nasional Tahun 2025, di Aula lantai satu setda kabupaten Pekalongan pada Senin, (20 Oktober 2025).
Pada kesempatan tersebut, Sekretaris Daerah Kabupaten Pekalongan, M Yulian Akbar, menyampaikan, Kegiatan tersebut merupakan bentuk komitmen pemerintah daerah dalam memaknai Hari Santri sebagai momentum perjuangan dan keteladanan para santri dalam kehidupan bermasyarakat maupun dalam penyelenggaraan pemerintahan. Lebih lanjut, Sekda menyinggung bahwa Kabupaten Pekalongan telah memiliki Peraturan Daerah (Perda) tentang Pesantren, namun implementasi teknisnya masih perlu dikembangkan agar lebih berdampak nyata bagi kalangan santri dan lembaga pesantren.

“Esensi peringatan Hari Santri ini masih banyak pekerjaan rumah bagi kita semua, yakni bagaimana menginternalisasikan nilai-nilai perjuangan santri dalam kehidupan masyarakat dan dalam tata kelola pemerintahan daerah. Jumlah Pesantren di Kabupaten Pekalongan hingga saat ini mencapai sekitar 130 pondok pesantren yang tersebar di 19 Kecamatan,” ujar Sekda.
Ia juga mengingatkan bahwa sebutan Kabupaten Pekalongan sebagai “Kota Santri” bukan hanya sekadar slogan, tetapi harus diwujudkan dalam kebijakan dan tindakan nyata pemerintah bersama para kiai dan tokoh masyarakat, “Nama Kota Santri ini tanggung jawab besar. Mari kita wujudkan nilai-nilai kesantrian dalam tata kelola pemerintahan daerah,” tegas Akbar.
Sementara itu, Perwakilan PCNU Kabupaten Pekalongan, KH. Alif Wasnadi, menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemkab Pekalongan atas terselenggaranya kegiatan Ngaji Bandongan tersebut.
Menurutnya, pembacaan Kitab Adabul ‘Alim Wal Muta’allim yang digelar pada momentum Hari Santri Nasional memiliki makna spiritual yang mendalam, sekaligus menjadi pengingat perjuangan para ulama dan santri dalam merebut serta mempertahankan kemerdekaan. Pihaknya berharap semangat dan nilai perjuangan santri dapat terus hidup dalam kehidupan masyarakat, serta menjadi inspirasi dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang berlandaskan nilai-nilai religius dan kebangsaan.
“Dengan kegiatan seperti ini, kita berharap mendapat keberkahan dari kitab yang dikaji, sekaligus memperkuat semangat perjuangan santri dalam menghadapi tantangan zaman. Santri memiliki peran besar sejak masa penjajahan hingga kini, dan kita patut bangga menjadi bagian dari sejarah itu,” pungkasnya.
Diskusi
Login untuk mengirim komentar